Wednesday 18 June 2014

  Jika ditanya tentang apa yang membuat saya gemuk, saya pasti menjawab: MAKANAN. Iya, terlalu banyak makan membuat saya gemuk. Saking gemuknya saya, sampai orang gemuk pun kalah gemuk dengan saya. Bicara soal orang gemuk, saya ingat dengan bibi saya. Bibi saya adalah salah satu orang yang agak sangat gemuk. Bukan sangat gemuk, tapi “agak” sangat gemuk. Meski begitu, bibi saya bukan orang yang kurus. Saya juga heran kenapa semakin banyak orang gemuk di dunia ini. Mungkin karena orang kurus semakin berkurang karena orang kurus menjadi gemuk, orang gemuk menjadi semakin gemuk, dan orang yang semakin gemuk menjadi semakin-makin gemuk.

  Meski orang gemuk sudah merajalele, orang gemuk masih mendapat stereotipe negatif di mata masyarakat yang punya mata. Banyak dari mereka yang dianggap tidak sehat, dan, lebih parahnya lagi, dianggap makan tempat. Saya sebagai orang gemuk juga prihatin atas anggapan negatif dari orang-orang yang berpikir negatif dan hidup dengan anggapan negatif tentang gemuknya orang gemuk yang gemuk. Pernah suatu ketika saya menyetop angkot yang sedang berhenti. Waktu saya masuk, sang sopir angkot mencegah saya. Ia berkata, “Maaf Mas, ini angkot buat manusia, bukan buat kerbau.” Saya merasa terhina dengan perkataan sopir angkot yang mengaku sopir tersebut. Saya langsung menegurnya, “Pak, saya ini bukan kerbau. Saya ini sapi.” Setelah mendengar teguran saya, si sopir langsung menjawab, “Ooh, kalau buat sapi, bisa Mas. Silahkan masuk.”


  Selain anggapan negatif, banyak orang yang tidak mengerti suara hati para manusia gemuk. Orang gemuk itu menjadi gemuk karena mereka terpaksa menjadi gemuk. Tapi ada pula orang yang memilih menjadi gemuk untuk beberapa alasan. Saya pernah melihat orang gemuk karena pilihan. Saya melihatnya di TV yang ada di kantor kelurahan. Dalam acara tersebut, ternyata ada orang gemuk yang memilih menjadi gemuk karena masa lalu yang kelam.  Dia menjadi korban beberapa kekerasan dengan pasangannya ketika Ia masih kurus. Oleh sebab itu, Ia memilih menjadi gemuk agar tidak memiliki pasangan. Ada juga yang memilih untuk gemuk karena pasangan. Hal ini disebut feederisme. Dalam hubungan ini, ada perempuan gemuk yang dicintai oleh pria kurus. Dan, pria ini suka memberi makan sang wanita dan biasanya setiap hari bisa memberi makan hingga 10 kali. Tapi, itulah hidup. Banyak orang yang melakukan hal aneh karena cinta. Banyak pula orang aneh yang mencintai hal-hal aneh yang sebenarnya cukup aneh untuk dianggap keanehan yang aneh.


  Bahkan, saking banyaknya orang gemuk, saat ini di beberapa kota di Amerika Serikat terdapat kelab malam khusus orang gemuk. Kelab malam tersebut menyediakan tempat untuk para wanita gemuk agar bisa berkencan dengan pria kurus. Saya juga heran, mengapa di dunia ini dipenuhi orang gemuk. Padahal, dengan bertambahnya orang gemuk, kita menjadi lebih susah dalam kendaraan umum, terutama angkot. Pemerintah seharusnya membedakan angkot orang kurus dengan angkot orang gemuk agar orang-orang kurus tidak tersiksa karena orang gemuk suka makan tempat. Saya sebagai orang gemuk juga kasihan terhadap orang kurus yang kurus karena kurusnya tubuh manusia melambangkan kurangnya gizi. Dan, pada akhirnya, saya berharap kepada orang gemuk agar tidak sering makan tempat. Karena, sesuai kata pepatah, gajah mati meninggalkan gadingnya, manusia mati meninggalkan anak istrinya., orang gemuk mati meninggalkan lemaknya.

0 comments:

Post a Comment