Saturday 7 December 2013

  Stand up comedy merupakan sebuah seni melawak/melucu/mengguyon (komedi) yang disampaikan di depan penonton secara langsung. Biasanya sang komedian akan melakukan one man show. Melemparkan lelucon melalui monolog atau statement-statement dalam satu kalimat yang mengandung humor nan jenaka.
Koordinator Tertawa Sebentar Gagah Raditya menjelaskan, stand up comedy dikenal sejak abad 18 di Eropa dan Amerika Serikat. Pelaku komedian di sana disebut dengan stand up comic atau comic. Para comic ini biasanya memberikan cerita humor, lelucon pendek, atau kritik berupa sindiran dengan berbagai gaya dan gerakan dengan menggunakan alat peraga. Untuk mempermudah mereka dalam berkomedi, biasanya mereka tak lupa membuat catatan kecil.

“Karena sebuah materi dibuat lelucon, maka tak mengherankan bila leluconnya berbau cabul, rasis, dan vulgar. Stand up comedy waktu itu biasanya dilakukan di kafe, bar, universitas,dan teater,” kata Gagah.
Komedian di jalur ini biasanya menulis skrip lawakannya untuk tampil dalam 20-45 menit. Kadang-kadang mereka memakai alat bantu untuk menyampaikan lelucon mereka.
Meskipun stand up comedy, pelawak tidak harus terus menerus berdiri. Beberapa pelawak menyampaikan sambil duduk seperti sedang bercerita pada kita.

Sejarah stand up comedy dimulai pada abad ke-18 di Eropa dan Amerika. Dalam sejarahnya perkembangan stand up comedy juga ditemui di berbagai benua.

Bahkan Malaysia punya seorang stand up comedy terkenal, Akmal Saleh. India punya Jhony Lever dan dilanjutkan Cyrus Broacha. Mereka juga mengadakan The Great Indian Laughter Challenge.

Chris Rock, yang dikenal sebagai aktor komedi di Hollywood, ternyata masuk dalam kategori stand up comedy.

Dalam sejumlah situs, ada tema dalam lawakannya banyak kata-kata yang seharusnya di sensor, rasis, dan seksi. Tapi komedi jenis ini masih disebut sebagai humor cerdas.

Sejarah Standup Comedy di Indonesia
Sementara itu, bila menelisik sejarah stand Up comedy di Indonesia, sebenarnya sudah ada sejak dulu kala. Nama-nama seperti Taufik Savalas, Butet Kertaradjasa, dan Ramon P. Tommybend. Dan dari perkembangan terakhir muncul nama baru seperti Raditya Dika, Jui Purwoto, serta Panji Pragiwaksono.

“Dulu stand up comedy kurang mendapat respon di Indonesia karena masyarakat cenderung lebih suka physical comedy. Namun sekarang, justru menjadi alternatif hiburan di Indonesia,” katanya.

Ia melanjutkan, sebenarnya stand up comedy di Indonesia sudah menjadi tradisi tersendiri. Hanya saja dikemas dengan cara yang berbeda. Dagelan Mataram, pertunjukan ketoprak, kesenian ludruk, dan wayang inilah tradisi dari stand up comedy tersebut.

Ia memberi contoh, dalam wayang, ketika punakawan muncul, ki dalang selalu menampilkan sisi komedi. Atau saat kesenian ludruk, dalam sesi jula-juli, pelawak tunggal bermonolog sambil menyelipkan bahan-bahan lucu.

Dalam pertunjukan ketoprak, lanjutnya, pada segmen dagelan, seorang pelawak biasanya membuka komunikasi beberapa saat dengan penonton dan disusul interaksi dengan pelawak atau pemain lain. Atau dalam Dagelan Mataram, sebelum memulai acara seorang pelawak yang bermonolog akan melontarkan leluconnya sekitar lima sampai sepuluh menit.

“Kita tidak tahu apakah hiburan stand up comedy ini akan bertahan lama di hati pemirsanya, di tengah ketatnya persaingan. Semoga saja, stand up comedy di Indonesia makin bisa meningkatkan kualitasnya,”ungkapnya.

Penggiat Seni Yogyakarta Setyo Wibawanto pun mengaku bila stand up comedy menjadi hiburan yang sedang trend di masyarakat. Bahkan di Yogyakarta hiburan ini akan diperlombakan dalam Festival Kesenian Yogyakarta yang jatuh pada 20 Juni mendatang.

“Hiburan ini menarik karena merangsang ide kreatif para komedian. Kami berharap dengan mengompetisikan stand up comedy di masyarakat, bisa memunculkan bibit–bibit baru komedian,” ujar Setyo. 
Sumber :
1. http://standupindonesia.blogspot.com/2012/03/sejarah-stand-up-comedy.html
2. http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/06/stand-up-comedy-sudah-berakar-lama-di-budaya-indonesia
3.  http://www.kolomsejarah.com/2013/09/sejarah-stand-up-comedy-masuk-di.html
Newer Post
Previous
This is the last post.

0 comments:

Post a Comment