Saya tak habis pikir, kenapa ada orang yang berminat atau
bahkan sudah membuat panti jompo. Apa yang menarik dari panti jompo? Jika
dibandingkan dengan panti asuhan, menurut saya, sangat jauh bedanya.
Perbedaannya hampir sama seperti Nikita Mirzani dengan Elly Sugigi. Jika di
panti asuhan, pemilik panti mengasuh anak-anak balita, remaja, hingga menjelang
dewasa. Di panti jompo, semuanya sama, sama-sama bau tanah. Jika di panti
asuhan kita bisa melihat bayi-bayi tak berdosa ditelantarkan olah orang tuanya
karena kesulitan finansial, di panti jompo, kita bisa melihat lansia-lansia
yang mungkin sudah banyak dosanya dan ditelantarkan oleh putra-putri mereka
karena enek melihat tingkah laku sang orang tua. Di panti asuhan kita bisa
mencubit pipi dan mengelus paha bayi-bayi korban penelantaran yang masih
imut-imut. Di panti jompo, kita tidak bisa mencubit pipi para lansia karena
pipinya sudah keriput semua dan kita juga tidak bisa mengelus pahanya karena
pahanya sudah tidak mulus lagi, selain tidak mulus, paha para lansia pasti
berbau aneh. Antara campuran dari bau minyak angin dan bau pampers yang belum
diganti selama 2 hari.
Selain itu, pemilik panti jompo pasti memiliki tingkat
kesulitan yang lebih tinggi dari pemilik panti asuhan. Jika di panti asuhan,
sang pemilik akan berharap agar para penghuni panti bisa segera tumbuh dewasa
dan hidup mapan serta bisa membangun keluarga sendiri. Pemilik panti asuhan
berharap demikian karena dengan begitu, beban yang ditanggung akan berkurang.
Sedangkan untuk pemilik panti jompo, mereka tidak bisa berharap apa-apa lagi
terhadap para penghuninya. Bahkan mungkin ada pemilik panti jompo yang berharap
agar para penghuni panti bisa segera dijemput Sang Kuasa karena tidak kuat
menanggung beban untuk merawat para lansia.
Yang lebih merepotkan adalah, ketika sang pengasuh panti
jompo jatuh sakit. Tidak mungkin para penghuni panti yang sudah sepuh dan bau
tanah itu mengasuh sang pengasuh. Selain itu, beban mengurus panti jompo cukup
berat karena para lansia kegiatannya sangat terbatas. Jika di panti asuhan para
penghuninya di sekolahkan, di panti jompo? Semua penghuninya pasti sudah
selesai besekolah puluhan tahun lalu. Sehingga, penghuni panti jompo
kegiatannya sangat monoton bahkan hampir tidak punya kegiatan. Jika
berkegiatan, mungkin hanya yang ringan-ringan seperti membaca, menonton
televisi, main ular tangga, main catur, monopoli, halma, ludo , mahjong,
domino, gaplek, kartu remi/bridge, kartu ATM,kartu kredit, kartu debit, kartu
keluarga, dan kartu-kartu lainnya.
Pengasuh panti jompo pasti memiliki kesabaran khusus.
Bayangkan saja, seluruh penghuni panti jompo pasti memiliki emosi yang tak
stabil dan terkadang lebay karena usia mereka yang relatif tua. Saya saja,
ketika berhadapan dengan nenek saya, rasanya ingin meremas-remas tubuhnya,
melipatnya, dan membawanya ke panti jompo terdekat. Karena nenek saya sangat
memuakkan. Saya mendengar suaranya saja langsung mual, apalagi melihatnya
langsung. Bahkan, saya sering membayangkan, betapa enaknya hidup ini jika nenek
saya berada di panti jompo. Pasti saya tidak akan diganggu lagi dengan
omelan-omelan nenek saya yang tidak enak didengar dan membuat saya pusing. Akan
tetapi, saya mengurungkan niat saya untuk memasukkan nenek saya ke panti jompo
karena jika nenek saya di panti jompo, saya bakal kehilangan salah satu sumber
uang saya. Ya, nenek saya meskipun tua, keriput,menyebalkan, memuakkan, bau
tanah, bau minyak angin, bau minyak tawon, tetapi beliau sering memberi saya
uang. Oleh karena itu, saya berharap, semakin tua nenek saya, semakin banyak
uang yang saya dapat.
0 comments:
Post a Comment