Thursday 4 December 2014

  Saya tak habis pikir, kenapa ada orang yang berminat atau bahkan sudah membuat panti jompo. Apa yang menarik dari panti jompo? Jika dibandingkan dengan panti asuhan, menurut saya, sangat jauh bedanya. Perbedaannya hampir sama seperti Nikita Mirzani dengan Elly Sugigi. Jika di panti asuhan, pemilik panti mengasuh anak-anak balita, remaja, hingga menjelang dewasa. Di panti jompo, semuanya sama, sama-sama bau tanah. Jika di panti asuhan kita bisa melihat bayi-bayi tak berdosa ditelantarkan olah orang tuanya karena kesulitan finansial, di panti jompo, kita bisa melihat lansia-lansia yang mungkin sudah banyak dosanya dan ditelantarkan oleh putra-putri mereka karena enek melihat tingkah laku sang orang tua. Di panti asuhan kita bisa mencubit pipi dan mengelus paha bayi-bayi korban penelantaran yang masih imut-imut. Di panti jompo, kita tidak bisa mencubit pipi para lansia karena pipinya sudah keriput semua dan kita juga tidak bisa mengelus pahanya karena pahanya sudah tidak mulus lagi, selain tidak mulus, paha para lansia pasti berbau aneh. Antara campuran dari bau minyak angin dan bau pampers yang belum diganti selama 2 hari.


  Selain itu, pemilik panti jompo pasti memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dari pemilik panti asuhan. Jika di panti asuhan, sang pemilik akan berharap agar para penghuni panti bisa segera tumbuh dewasa dan hidup mapan serta bisa membangun keluarga sendiri. Pemilik panti asuhan berharap demikian karena dengan begitu, beban yang ditanggung akan berkurang. Sedangkan untuk pemilik panti jompo, mereka tidak bisa berharap apa-apa lagi terhadap para penghuninya. Bahkan mungkin ada pemilik panti jompo yang berharap agar para penghuni panti bisa segera dijemput Sang Kuasa karena tidak kuat menanggung beban untuk merawat para lansia.

  Yang lebih merepotkan adalah, ketika sang pengasuh panti jompo jatuh sakit. Tidak mungkin para penghuni panti yang sudah sepuh dan bau tanah itu mengasuh sang pengasuh. Selain itu, beban mengurus panti jompo cukup berat karena para lansia kegiatannya sangat terbatas. Jika di panti asuhan para penghuninya di sekolahkan, di panti jompo? Semua penghuninya pasti sudah selesai besekolah puluhan tahun lalu. Sehingga, penghuni panti jompo kegiatannya sangat monoton bahkan hampir tidak punya kegiatan. Jika berkegiatan, mungkin hanya yang ringan-ringan seperti membaca, menonton televisi, main ular tangga, main catur, monopoli, halma, ludo , mahjong, domino, gaplek, kartu remi/bridge, kartu ATM,kartu kredit, kartu debit, kartu keluarga, dan kartu-kartu lainnya.


  Pengasuh panti jompo pasti memiliki kesabaran khusus. Bayangkan saja, seluruh penghuni panti jompo pasti memiliki emosi yang tak stabil dan terkadang lebay karena usia mereka yang relatif tua. Saya saja, ketika berhadapan dengan nenek saya, rasanya ingin meremas-remas tubuhnya, melipatnya, dan membawanya ke panti jompo terdekat. Karena nenek saya sangat memuakkan. Saya mendengar suaranya saja langsung mual, apalagi melihatnya langsung. Bahkan, saya sering membayangkan, betapa enaknya hidup ini jika nenek saya berada di panti jompo. Pasti saya tidak akan diganggu lagi dengan omelan-omelan nenek saya yang tidak enak didengar dan membuat saya pusing. Akan tetapi, saya mengurungkan niat saya untuk memasukkan nenek saya ke panti jompo karena jika nenek saya di panti jompo, saya bakal kehilangan salah satu sumber uang saya. Ya, nenek saya meskipun tua, keriput,menyebalkan, memuakkan, bau tanah, bau minyak angin, bau minyak tawon, tetapi beliau sering memberi saya uang. Oleh karena itu, saya berharap, semakin tua nenek saya, semakin banyak uang yang saya dapat.

0 comments:

Post a Comment