Sebenarnya, saya tidak merasa memiliki wajah tua. Tapi,
orang lain banyak yang merasa jika wajah saya wajah tua. Pertama kali saya
dianggap tua adalah ketika kelas 1 SMP. Ketika itu, saya membeli pensil 2B
dengan jumlah cukup banyak, sekitar 3 lusin. Waktu mau membayar, saya ditanya
oleh sang penjaga toko, “Mas, beli pensilnya kok banyak banget, buat UN SMA ya
mas?” Ketika pertama kali mendengar pertanyaan itu, saya langsung merasa ingin
menggaruk pantat saya. Saya melakukan hal itu karena terkadang saya menggaruk
pantat jika kebingungan . Setelah puas menggaruk pantat hingga pantat saya ikut
puas, saya menjawab pertanyaan si penjaga toko, “Saya masih kelas 1 SMP, Mbak.”
Mendengar jawaban itu, si penjaga toko langsung shock. Dia pun berpura-pura kaget karena shock dengan jawaban yang saya lontarkan. Setelah kejadian itu, banyak kejadian lain yang membuat saya semakin paham bahwa ternyata, wajah saya tidak sesuai dengan usia saya.
Satu tahun kemudian, waktu saya kelas 2 SMP, saya pergi
ke rumah salah seorang saudara. Waktu itu, saya ditanya oleh seorang ibu-ibu
yang mengaku sebagai sang tuan rumah. “Mas, apa kabar? Jadi kuliah di mana
mas?” tanya si tuan rumah yang dengan PDnya menganggap saya sudah kuliah. Saya
pun menjawab, “Maaf Bu, saya masih kelas 2 SMP.” Setelah mendengar jawaban
saya, si tuan rumah langsung kaget. Saking kagetnya, saya yang tidak kaget
menjadi ikut-ikutan kaget karena si tuan rumah yang kaget telah membuat diri
saya yang tidak kaget menjadi kaget sekaget-kagetnya kaget. Saya lantas segera pulang
dan menenangkan diri saya agar tidak merasa kaget.
Lalu, di tahun berikutnya, saya bertemu orang lain yang
juga menganggap diri saya tua. Ketika itu, saya sedang menemani ibu saya
membeli obat di toko buku. Waktu menunggu ibu saya yang sedang melihat-lihat
buku sambil membeli obat, saya ditanya oleh salah seorang penjual obat yang
mengklaim dirinya sebagai penjual buku. Si penjual obat yang menjual buku itu
bertanya, “Mas, sampeyan sudah kerja atau masih kuliah?” waktu itu, saya tidak
kaget karena sudah terbiasa dengan pertanyaan seperti itu. Saya lantas
menjawab, “Saya masih kelas 3 SMP Mas.” Mendengar jawaban itu, si penjual obat
langsung berjualan buku karena obatnya berubah menjadi buku.
Masih di tahun yang sama, saya bertemu dengan seorang SPM
(Sales Promotion Man) sebuah produk
susu balita di mall. Ketika saya bertemu dengan orang tersebut, saya diberi
brosur dan ditawari untuk berfoto di photo
booth bersama adik saya yang berumur 6 tahun. SPM itu berkata, “Pak, ini
kami ada promo. Untuk pembelian 2 kotak susu 500 ml, bapak bisa foto gratis
sama anak bapak di photo booth kami.”
Ia berkata sambil menunjuk adik saya yang dikira anak saya. Saya langsung
menjawab bahwa saya masih SMP. Sang SPM pun merasa heran karena Ia belum pernah
bertemu anak SMP yang wajahnya setua saya. Sejak saat itu, saya merasa kalau
wajah saya wajah tua. Tua banget.
eh
udh berkarya sejak kapan
?
ReplyDeleteblogspot,u kece , aku tak langganan ya
Iya. Terima kasih. Silahkan langganan
DeleteClick to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.