Kepada,
Yang Terhormat Bapak Susilo Bambang Yudhoyono
Di manapun Anda berada.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,
Saya tahu,
Bapak sedang sibuk memikirkan langkah-langkah terbaik untuk Partai Demokrat
pada Pemilu 2019, terutama pemilihan presiden.
Ijinkan
saya, seorang pemuda berusia 20 tahun yang masih belum terlalu banyak makan
asam garam kehidupan untuk berpendapat. Selain sebagai pemuda, saya adalah
calon konsultan politik. Kenapa calon? Karena saya masih belum punya banyak
modal untuk meresmikan diri saya sebagai konsultan politik. Modal saya hanya
kesuksesan menebak dua pemenang dalam pemilihan kepala daerah serentak tahun
2018. Kedua calon yang saya prediksi akan menang dan akhirnya benar adalah
Khofifah Indar Parawansa dan Sutiaji, masing-masing adalah pemenang pemilihan
gubernur Jawa Timur dan pilkada Kota Malang. Keduanya adalah calon yang diusung
oleh Partai Demokrat. Prediksi saya memang tidak saya publikasikan secara luas.
Saya takut menanggung malu seperti para lembaga survei yang beberapa kali
meleset dan konon kini menjadi senjata penguasa.
Sebagai
calon konsultan politik, sudah seharusnya saya memberikan saran terbaik untuk
Bapak beserta seluruh jajaran pengurus Partai Demokrat. Mohon saran yang akan
saya sampaikan kepada Bapak tidak ditanggapi terlalu serius. Toh, saya masih
calon, belum jadi konsultan politik. Saya juga hanya pemuda jomblo 20 tahun
yang masih bingung mencari pasangan hidup yang cocok bagi saya. Saya juga bukan
putra Bapak yang karirnya cemerlang di TNI dan pendidikannya setinggi pohon
beringin di lambang partai kuning. Rata-rata nilai rapor saya hanya 7,7 waktu
SMP dan SMA. Nilai matematika saya di rapor kelas 4 SD juga hanya 4,9.
Sudahlah, yang jelas, saya hanya kotoran hitam di ujung jempol kaki jika dibandingkan
dengan sumber daya Partai Demokrat yang begitu luas dan berkualitas.
Kembali ke
soal pencalonan presiden, saya SANGATT
MENDUKUNGGG Bapak beserta partai yang Bapak pimpin untuk membuat poros
ketiga pada pemilihan presiden 2019. Siapapun mitra koalisinya, saya yakin
Partai Demokrat akan sukses membuat poros ketiga. Mengapa saya mendukung
pembentukan poros baru? Pertama, pengalaman Bapak sebagai presiden dua periode
dan Partai Demokrat yang memenangkan kursi terbanyak di DPR RI pada tahun 2009
membuktikan kebesaran Partai Demokrat dan nama Bapak. Kemenangan Partai
Demokrat pada pilkada serentak 2018 yang mencapai 35% dari total seluruh
pilkada yang diselenggarakan juga sudah lebih dari cukup sebagai modal awal
pemilihan presiden 2019..
Kedua, kepemimpinan Bapak sebagai
kepala pemerintahan RI menghasilkan banyak prestasi. Bahkan, jika dibandingkan
dengan kepemimpinan kepala yang sekarang, lima tahun pertama Bapak di istana
jauh lebih baik. Tidak hanya jauh, tapi sangat jauh. Sejauh total jarak seluruh
jalan tol yang konon katanya, dibuat dengan dana pinjaman itu. Periode pertama
Bapak memimpin juga hampir tidak ada kaos sablonan dengan tagar 2009 ganti
presiden.
Alasan ketiga, Bapak getol
menempatkan diri sebagai rakyat selama rezim sekarang berkuasa. Bukan sebagai
negarawan, bukan sebagai orang yang pernah menjadi kepala NKRI, tapi murni
sebagai rakyat yang ingin diperlakukan adil. Tulisan-tulisan dan pidato-pidato
Bapak memang kadang sedikit memelas. Salah satunya cuitan Bapak ketika muncul
ribuan mahasiswa di depan rumah Bapak. Namun, ungkapan di media sosial yang
diunggah oleh Bapak benar-benar menegaskan jika Pak Yudhoyono adalah rakyat.
Sama seperti saya, Hotman Paris atau Nikita Mirzani. Rakyat butuh pemimpin yang
hatinya merakyat seperti Bapak. Tidak hanya merakyat secara busana yang
dilinting, Bahasa Inggris belepotan atau masuk pasar tradisional namun
kebijakannya membuat harga di pasar melambung tinggi.
Bicara soal
poros, jika memang ingin mendukung petahana atau oposisi, masih ada kemungkinan
menang. Namun sebagai calon konsultan politik, saya tidak terlalu
merekomendasikan opsi tersebut. Satu hal yang perlu digarisbawahi mengenai pencalonan
presiden atau wapres pada 2019 nanti. Saya mohon dengan sangat kepada Bapak
untuk tidak marah ataupun prihatin mengenai garis bawah yang akan saya
sampaikan.
Garis bawah
itu adalah, jangan Mas Agus. Iya, saya mohon kepada Bapak sebagai calon konsultan
politik sekaligus warga negara yang baik agar tidak mencalonkan dahulu Mas Agus
dalam pemilihan presiden 2019 nanti. Entah itu sebagai presiden atau wapres.
Saya juga punya beberapa alasan yang cukup kuat. Pertama, Mas Agus masih sangat
hijau di dunia politik. Saya yakin, pengalaman Mas Agus di bidang kemiliteran
sudah sangat banyak. Namun, dunia politik sangat berbeda dengan dunia militer.
Saya tidak perlu menjabarkan perbedaan-perbedaan tersebut di sini karena surat
saya nantinya akan jadi terlalu panjang, bahkan lebih panjang dari nawacita
yang sangat panjang itu.
Kedua, marilah kita belajar dari
salah satu negara demokrasi tertua di dunia. Negara yang kini dipimpin Donald
Trump itu pernah memiliki presiden dengan hubungan ayah dan anak. George H. W.
Bush, sang ayah, menjabat pada tahun 1989 sampai 1993. Sang anak, George W.
Bush, memimpin gedung putih sejak 2001 hingga 2009. Ada jarak selama 8 tahun
antara periode berakhirnya jabatan sang ayah dan dimulainya kekuasaan sang
anak. Bisa disimpulkan, ayah dan anak susah untuk berada di jabatan yang sama
dalam waktu terlampau dekat. Bush Junior termasuk yang cukup sukses. John Adams
dan John Quincy Adams, bapak-anak yang pernah menjadi orang nomor satu di
negara yang sama malah butuh waktu selama 24 tahun. Ir. Sukarno dan putrinya
berjarak hingga 34 tahun di kursi RI satu.
Jika Pak Yudhoyono ingin Mas Agus
bisa menapaki karir yang sama hingga menjadi orang nomor satu di NKRI, Bapak
bisa mencontoh George W. Bush yang menjadi Gubernur Texas dua tahun setelah
ayahnya selesai mengabdi sebagai presiden. Mas Agus akan lebih mudah
memenangkan pilpres jika rakyat sudah mengenalnya sebagai gubernur atau kepala
daerah. Jika telah sukses sebagai kepala daerah, rakyat akan lebih mudah
melihat Mas Agus sebagai dirinya sendiri, bukan hanya seorang putra dari Pak
Yudhoyono.
Kemungkinan
terburuknya, Partai Demokrat gagal memenangkan kursi presiden atau wakil
presiden. Jika itu terjadi, tidak apa-apalah, Pak. Menjadi oposisi tidak
seburuk perasaan seorang jomblo yang datang ke pernikahan mantannya. Bapak bisa
mencontoh partai yang selama ini menjadi rival Partai Demokrat. Parpol tersebut
tak bosan berada di pihak oposisi selama 10 tahun. Acap kali kenaikan BBM
mereka kritik, tak jarang kata-kata pedas mereka lontarkan. Sang ketua umum
partai tersebut adalah orator ulung. Mampu berkomunikasi dengan alam ghaib,
terutama dengan sosok almarhum ayahnya. Tak hanya itu, dia juga mampu
menempatkan seorang petugas partai menjadi kepala pemerintahan. Putrinya juga
sukses duduk di kursi menteri. Partainya bahkan meraih kursi terbanyak pada
pemilihan legislatif 2014. Hebat bukan, ibu ini? Istilah dangdut koplonya hak e hak e hok ya hok ya joss. Pokonya
mantap lah. Kesabaran Partai itu bisa menjadi contoh bagi Partai Demokrat.
Siapa tahu, setelah 10 tahun menjadi oposisi, Partai Demokrat bisa memenangi
kontestasi pemilihan presiden. Toh, 5 tahun pertama kepemimpinan Bapak jauh
lebih menyejahterakan rakyat daripada kepemimpinan sang ibu ketua partai dan
sang petugas partai jika keduanya digabungkan.
Sepertinya,
surat saya sudah lebih panjang dari janji-janji nawacita dan revolusi mental.
Mohon maaf atas segala kekurangan dari saya yang masih sangat jauh dari kata
sempurna ini. Semoga saran yang saya berikan dapat membantu Bapak dalam menentukan
arah pada pemilu 2019. Oh iya, satu lagi, Pak. Di usia Bapak sekarang, begadang
sudah menjadi salah satu kegiatan yang harus dihindari. Idealnya, usia awal 20
tahunan seperti saya yang berada pada masa puncak kebegadangan. Daniel H. Pink
dalam salah satu bukunya menyebutkan, pada usia lanjut manusia lebih cepat
terlelap jika dibandingkan dengan masa muda yang masih hak e hak e hok ya hok ya joss. Terima kasih atas perhatian Bapak.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Calon Konsultan
Politik,
Coqi Basil
Awesome Basil!
ReplyDeleteSaya selalu berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan peminjam yang meminjamkan uang tanpa membayar terlebih dahulu.
ReplyDeleteJika Anda mencari pinjaman, perusahaan ini adalah semua yang Anda butuhkan. setiap perusahaan yang meminta Anda untuk biaya pendaftaran lari dari mereka.
saya menggunakan waktu ini untuk memperingatkan semua rekan saya INDONESIANS. yang telah terjadi di sekitar mencari pinjaman, Anda hanya harus berhati-hati. satu-satunya tempat dan perusahaan yang dapat menawarkan pinjaman Anda adalah SUZAN INVESTMENT COMPANY. Saya mendapat pinjaman saya dari mereka. Mereka adalah satu-satunya pemberi pinjaman yang sah di internet. Lainnya semua pembohong, saya menghabiskan hampir Rp35 juta di tangan pemberi pinjaman palsu.
Pembayaran yang fleksibel,
Suku bunga rendah,
Layanan berkualitas,
Komisi Tinggi jika Anda memperkenalkan pelanggan
Hubungi perusahaan: (Suzaninvestment@gmail.com)
Email pribadi saya: (Ammisha1213@gmail.com)
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.