Beberapa waktu yang lalu, saya muntah. Bau muntahan saya
sangat tidak enak. Seperti bau orang yang tidak mandi dua bulan. Karena saya
muntah, saya harus membersihkan toilet karena muntahan saya tercecer ke
mana-mana. Kalau saya boleh memilih, lebih baik saya muntah berkali-kali
daripada harus membersihkan toilet yang penuh muntahan satu kali saja. Karena,
toilet tanpa muntahan saja sudah bau, apalagi toilet yang penuh dengan
muntahan. Pasti sudah sangat bau sebau-baunya bau.
Karena saya muntah, saya merasa tidak enak badan.
Akhirnya, saya beristirahat sebentar sambil melihat pemandangan di dalam kamar
mandi saya yang masih bau. Ketika saya melihat kamar mandi saya yang masih bau,
saya jadi teringat dengan tempat pembuangan akhir di dekat SD saya dulu.
Waktu saya masih SD, saya memang sering bermain ke TPA.
Saya bermain ke sana karena di TPA saya bisa menemukan barang-barang unik. Saya
pernah menemukan mobil-mobilan yang berwarna emas kecoklatan. Setelah saya
teliti kembali, sebenarnya mobil itu hanya berwarna emas. Warna coklat itu
ternyata berasal dari kotoran manusia yang ikut tertumpuk bersama
mobil-mobilan.
Selain menemukan mobil-mobilan, saya juga pernah
menemukan kardus mie instan beserta isinya yang masih utuh. Walau masih utuh,
ternyata mie instannya sudah kadaluwarsa dua tahun yang lalu. Selain mie
instan, di TPA juga terdapat makanan lain seperti bubur instan yang sudah
kadaluwarsa 7 bulan, sereal rasa coklat yang baunya seperti bau kentut, bahkan
kacang kulit yang kulitnya sudah panuan.
Kembali lagi ke soal muntah, saya akhirnya minta dikeroki
oleh ibu saya. Dan ibu saya pun mau mengeroki saya. Padahal saya belum mandi
dua hari. Waktu mengeroki saya, ibu saya tidak memakai koin. Tapi memakai
linggis. Katanya, biar sakitnya cepat menghilang. Memang sakit perut saya
berhasil dihilangkan. Tapi saya malah menjadi sakit punggung gara-gara dikerok
dengan linggis.
0 comments:
Post a Comment