Tuesday 17 June 2014

  Saya menulis tentang pesulap karena pesulap adalah salah satu profesi yang menurut saya cukup unik. Pesulap, atau dalam Bahasa Inggris disebut magician,memang bukan pekerjaan yang mudah. Mereka harus menghibur penonton agar penonton merasa terhibur dan hiburan yang dihiburkan kepada para penonton menjadi sangat menghibur sehingga para penghibur juga ikut terhibur dengan hiburan yang dihiburkan. Susah bukan? Oleh karena itu, saya tidak mau menjadi pesulap karena saya merasa  wajah saya jauh dari kesan sangar yang sering menjadi ciri khas pesulap yang menyulap. Wajah saya memang terkesan apa adanya. Saya tak tahu kenapa saya terlahir seperti itu. Yang saya tahu, dulu Ibu saya jarang mandi ketika hamil saya. Karena itulah, saya sekarang menjadi salah satu manusia yang jarang mandi. Bukan hanya jarang, tetapi juga sangat jarang. Saya biasanya mandi ketika mau keluar rumah. Itupun jika keluarnya jauh. Jika dekat-dekat saja atau bahkan tidak keluar sama sekali, saya tidak akan mandi kecuali jika diperintah orang tua.

  Kita kembali ke topik tentang pesulap. Saya memberi judul tulisan ini “Pesulap yang Menyulap” karena pesulap memang perkerjaannya menyulap. Jika pekerjaannya menyapu berarti tukang sapu. Jika pekerjaannya memasak berarti koki. Jika pekerjaannya mencela orang maka Ia pasti salah seorang pengacara yang juga mantan istri dari penyanyi lawas dan sukanya bikin sensasi . Entah kenapa, akhir-akhir ini si pengacara sudah tak pernah mencela orang. Mungkin karena Ia kehabisan bahan celaan, mungkin juga karena sibuk dengan perceraian, atau mungkin sibuk karena dituduh selingkuh? Saya tak tahu pasti.

  Di paragraf ketiga ini saya mohon maaf jika di paragraf kedua tulisan saya menjadi seperti tulisan di tabloid gossip yang isinya membicarakan aib orang yang tidak punya aib. Entah kenapa, saya jadi suka mebicarakan si pengacara yang lebih sering nge-tweet daripada menyelesaikan kasus. Bicara soal pesulap, seorang pesulap harus jago bermain sulap. Jika jago bermain engklek, namanya pasti pengengklek. Para pesulap juga terkenal dengan permainan mata. Meski begitu, banyak sekali orang yang skeptis dengan para pesulap. Mereka menganggap pesulap hanya bisa bermain trik yang bisa dipelajari semua orang. Dan anggapan itu sah-sah saja jika memang anggapan tersebut benar adanya. Anggapan lainnya adalah, seorang pesulap sering memakai ilmu hitam atau klenik. Menurut saya, itu tidak sepenuhnya benar. Jika memang itu benar, harusnya pesulap tidak menjadi penghibur yang menghibur, harusnya mereka membuka praktek paranormal yang biayanya  lebih low budget karena hanya membutuhkan menyan dan ember yang diisi foto KTP seseorang yang misterius di dasar ember yang dibeli di tukang kredit keliling.



  Di Indonesia, profesi sebagai pesulap sudah menjamur. Tidak hanya menjamur, tetapi juga mempanu, mengkadas, bahkan mengkudis. Di antara sekian banyak pesulap, ada sebagian pesulap yang pertunjukannya benar-benar spektakuler. Saking spektakulernya, sampai-sampai para penonton baru bubar ketika ditertibkan Satpol PP. Bahkan, Satpol PPnya pun baru bubar ketika ditertibkan oleh Satpol PPnya Satpol PP. Itulah sulap, penuh trik dan skeptisme. Jika ada yang gagal menggapai mimpi menjadi pesulap, jangan putus asa. Kejarlah mimpimu seperti Satpol PP mengejar PKL.

0 comments:

Post a Comment