Friday 27 June 2014

Why does the dog wag its tail?
Because the dog is smarter than the tail.
If the tail were smarter, it would wag the dog.”

Kata-kata di atas adalah ungkapan Bahasa Inggris yang artinya :
Mengapa anjing mengibaskan ekornya?
Karena anjing lebih pintar dari ekornya
Jika ekornya lebih pintar dari anjingnya, sang ekor pasti akan mengibaskan si anjing

  Ungkapan tersebut tertulis pada awalan film Wag The Dog yang saya lihat di TV pinjaman. Ungkapan tersebut memiliki arti tentang seseorang/golongan kecil yang bisa mengatur seseorang/golongan besar. Anda paham maksud saya? Jika tidak paham, tidak usah dipahami karena saya sendiri tidak paham. Yang terang, ungkapan tersebut sering terjadi dalam dunia politik yang dipolitisir. Karena memang banyak kasus dalam politik yang memiliki kesamaan dengan film Wag The Dog. Contohnya seperti pilpres sekarang. Ada beberapa orang yang (Katanya) ditugaskan mengatur pasangan capres-cawapres agar terlihat seperti capres-cawapres yang memang seorang capres-cawapres. Selain itu, ada orang yang bukan capres-cawapres karena dia memang bukan capres-cawapres.


  Kata orang, dunia politik itu kotor. Dan sejauh pengetahuan saya, dunia politik memang tidak lepas dari kekotorannya. Bahkan, dunia politik jauh lebih kotor dari hidung saya yang penuh upil. Saking kotornya, sampai jamban di rumah pak Santoso pun kalah kotor dengan politik. Pak Santoso adalah orang yang jambannya mampet beberapa hari yang lalu. Meski dunia politik adalah dunia yang jelas-jelas kotor, tapi banyak orang yang mengantungkan hidup dari politik karena orang-orang tersebut adalah orang yang mencintai kekotoran yang kotor. Saya juga heran mengapa banyak orang yang tergila-gila dengan politik, bahkan hampir tidak ada surat kabar yang tidak mempunyai berita politik. Berita politik dalam surat kabar. bagaikan zodiak dalam majalah remaja. Keduanya hampir tidak bisa dipisahkan bak kertas yang dilem dengan semen. Ya, begitulah politik. Penuh keanehan yang aneh bahkan lebih aneh dari keanehan yang aneh.

  Bicara soal politik, tak bisa lepas dari pemilihan presiden yang akan berlangsung. Kedua pasangan capres-cawapres memang sama-sama dalam tahap kampanye. Kampanyenya juga beragam. Ada pasangan calon yang sama-sama memakai kemeja putih, bahkan cawapresnya pun kulitnya putih, celananya putih, rambutnya pun putih semuanya. Ada pula capres yang suka memakai pakaian kotak-kotak hingga celananya juga kotak-kotak, jam tangannya kotak-kotak, bahkan kotak-kotaknya juga kotak-kotak.

  Jika ada yang bilang, orang jomblo tidak bisa jadi calon presiden, itu adalah anggapan yang salah. Karena, tahun ini saja ada capres yang jomblo. Selain itu, kalau ada yang menganggap seorang capres harus tegas, anggapan itu salah. Karena tahun ini ada capres yang tidak kelihatan tegas. Bahkan, ketika memakai jas sang capres masih kelihatan kurang tegas karena memang beliau hampir tidak pernah memakai jas. Bahkan mungkin yang dipakai itu bukan jas, tapi kemeja kotak-kotak yang berubah menjadi jas.

  Itulah politik, penuh tipuan dan intirik. Oleh karena itu, saya beri judul tulisan ini politrik. Semoga Anda semua yang memiliki hak pilih bisa memilih pemimpin sesuai kata hati diri Anda. Karena saya tahun ini tidak akan memilih karena belum punya hak pilih.


0 comments:

Post a Comment