Bagi Anda yang dari awal sudah mengikuti
tulisan-tulisan di blog saya, bahkan sebelum blog saya dibuat, Anda pasti tahu
kalau saya sering mengekspos kejombloan saya dalam blog yang sudah berusia satu
tahun lebih ini. Meskipun saya jomblo, saya tetap tidak punya pacar. Namun,
meski saya loveless atau tuna asmara,
saya setidaknya pernah berusaha untuk mendekati seorang perempuan yang saya
suka, walaupun hanya iseng-iseng belaka. Kalau istilah sekarang, cinta monyet.
Tapi saya bukan cinta monyet, saya cinta badak karena badan saya lebih mirip
badak daripada monyet. Waktu itu saya masih kelas tiga SMP dan perempuan itu
masih kelas satu SMP. Masih dalam pencarian jati diri, meskipun sampai sekarang
saya masih belum menemukan jati diri saya. Saya bersyukur masih dapat menyukai
perempuan. Karena saya sempat takut kalau saya tidak suka perempuan, saya bisa
seperti Bruce Jenner yang termasuk dalam kelompok laki-laki GGN
(Ganteng-Ganteng Nggilani). Meskipun
sebenarnya saya lebih mirip Ade Juwita daripada Bruce Jenner.
Ini Ade Juwita
Kembali ke soal perempuan yang saya sukai,
dulu saya juga sempat menulis surat cinta untuk perempuan itu. Sebut saja namanya
Laras (ini nama sebenarnya). Begini suratnya:
Malang,
31 April 2014
Dear Laras,
Aku tahu kamu pasti terkejut ketika menerima
surat ini, karena kamu tidak tahu siapa pengirimnya. Kalau kamu menganggap
pengirimnya adalah Basil, kakak kelasmu itu, sepertinya jawabanmu salah. Karena
aku tidak ingin ada orang yang tahu kalau sebenarnya aku adalah Basil. Aku
mengirimkan surat ini bukan karena ingin menawarkan KTA kepadamu, karena aku
tahu kamu tidak paham apa itu KTA. Aku sendiri juga tidak paham apa KTA itu.
Karena satu-satunya hal yang aku pahami adalah cara untuk mencintaimu. Sudah 30
hari kita mengenal satu sama lain. Mulai dari nama, alamat, usia, hingga jumlah
tahi lalat, aku sudah tahu semuanya tentang dirimu. Kamu juga sudah tahu kalau
aku sudah belasan tahun menjomblo. Bahkan aku sendiri tidak ingat berapa lama
aku menjomblo. Yang aku ingat hanya betapa manisnya dirimu.
Aku tahu kalau banyak laki-laki di luar sana
yang begitu menyukai dirimu. Aku bahkan tidak bisa dibandingkan dengan mereka
semua. Aku hanya seorang laki-laki hitam, dekil, suka ngupil, jarang mandi, dan
jomblo yang menyukai seorang bidadari yang datang dari alun-alun. Aku tahu kamu
sudah punya banyak mantan walaupun baru kelas satu SMP. Dengan banyaknya mantan
yang kamu miliki, aku hanya bisa mengelus dada dan berkata, “Masio jomblo, aku rapopo kok.” Aku tidak
tahu bagaimana bisa anak SD yang tidak bisa menyeka ingusnya sendiri malah
sudah berkali-kali terikat dalam hubungan yang disebut pacaran. Mungkin kiamat
sudah dekat. Oleh karena itu, aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu
sebelum kiamat datang. Tapi aku yakin kiamat masih belum terlalu dekat. Toh,
bertahun-tahun setelah film yang diperankan oleh Haji Andre itu muncul, masih
belum ada tanda-tanda kiamat kubro. Kamu pasti
bingung, apa itu kiamat kubro. Aku sendiri juga bingung apa itu kiamat
kubro. Yang tidak pernah membuat bingung diriku adalah rasa cintaku padamu.
Sepertinya cukup di sini saja surat yang aku
tulis untukmu. Aku tidak ingin terlalu memanjang-manjangkan surat seperti kuku
Ardina Rasti. Karena sesungguhnya kamu jauh lebih cantik daripada Ardina Rasti.
Sedangkan aku jauh lebih jelek dari Ade Juwita. Aku tahu kalau diriku sangat
tidak pantas mendapatkan perempuan secantik dirimu. Tapi, apa daya, terkadang cinta
memang tak ada logika. Aku hanya bisa berharap suatu saat nanti kita bisa
bertemu lagi. Entah dalam keadaan sama seperti sekarang atau tidak. Maafkan aku
kalau selama ini membuatmu jijik. Toh, aku memang dilahirkan untuk itu. Terima
kasih telah meluangkan waktumu untuk membaca surat tidak penting ini. Aku tahu
kau tak akan jadi milikku. Setidaknya dengan surat ini kamu bisa mengingat
diriku.
Wassalam.
Dari seseorang yang tidak tahan dengan bau
kentutnya sendiri.
Saya menyimpan surat ini dalam kelas. Namun, dua hari kemudian surat itu hilang bersamaan dengan sampah-sampah di kolong meja saya karena kegiatan kerja bakti di sekolah. Tak apalah, saya menulis itu hanya untuk mengisi waktu luang ketika sedang dalam perjalanan menuju toilet umum. Saya juga tidak berminat untuk melakukan kegiatan pacar-memacari karena saya rasa itu tidak ada manfaatnya. Selain itu, saya sadar kalau tidak ada yang mau dengan saya.
0 comments:
Post a Comment