Thursday 19 February 2015

  Kalau setelah pilpres 2014 lalu masyarakat banyak membicarakan revolusi mental yang tampaknya hanya omong kosong belaka, sekarang terjadi revolusi lain yang lebih penting dari revolusi mental. Yaitu, revolusi digital. Apa itu revolusi digital? Saya akan memberikan penjelasannya di paragraf selanjutnya.

  Revolusi digital adalah, apa ya….. Mau tau aja apa mau tau banget? Ah, kepo banget sih. Oke-oke, tampaknya tulisan saya semakin ngelantur. Jadi, revolusi digital adalah perubahan cepat yang menjadikan dunia ini serba digital. Tidak lagi analog. Salah satu contohnya adalah PlayStation. Sekarang, PS sudah tak lagi membutuhkan analog pada stiknya karena sudah ada touchpad yang terhubung secara wireless. Selain itu, masih banyak contoh revolusi digital di dunia ini. Mulai dari pendidikan, kesehatan, asmara, keuangan, hingga kesehatan yang dipengaruhi oleh asmara serta karir yang butuh keuangan. Semuanya terpengaruh oleh revolusi digital.

  Salah satunya adalah revolusi digital dalam bidang bisnis. Dulu, orang hanya jual beli secara konvensional dengan membuka toko atau outlet tertentu. Sekarang, sudah banyak online shop bertebaran di mana-mana. Mulai dari toko kue, toko pakaian, hingga toko pakaian yang jual kue. Tidak hanya toko, penjual sayur keliling juga ikut terdampak oleh revolusi digital. Salah satunya, Pak Husni, penjual sayur keliling yang tiap hari lewat depan rumah saya. Dia mempromosikan sayur dagangannya beserta harga lewat twitter. Berikut ini tweet-tweet Pak Husni: 

Mas @basilissroq, sekarang harga tempe turun Rp 500, harga tahu turun Rp 250, tapi harga bayam naik Rp 800 #HargaSayurHusniHariIni
Lalu, saya balas mention Pak Husni:
Oke, pak @HusniSayur kapan lewat depan rumah? RT: @HusniSayur: Mas @basilissroq, sekarang harga tempe turun Rp 500, harga tahu turun Rp 250, tapi harga bayam naik Rp 800 #HargaSayurHusniHariIni
Pak Husni menjawab pertanyaan saya tadi:
Jam 05.45 mas @basilissroq oh ya, harga cabe-cabean turun Rp 10000 mas. RT: @basilissroq: Oke, pak @HusniSayur kapan lewat depan rumah?

  Begitulah kira-kira tweet dari Pak Husni. Selain Pak Husni, ada pula penjual angsle yang tiap malam lewat di depan rumah saya dan hampir tiap bulan, ia mempromosikan angsle jualannya lewat broadcast message BBM.


  Kalau untuk para pedagang revolusi digital bisa sangat membantu, lain halnya dengan para jomblo. Karena dengan adanya banyak gadget yang menbanjiri bumi, para jomblo menjadi semakin kesepian karena terlalu sibuk dengan gadgetnya.  Yang punya gadget saja kesepian, apalagi yang tidak punya gadget seperti saya. Karena tidak punya gadget, saya tak bisa BBM, WhatsApp, Line, atau bahkan sms-an. Saya merasa sangat sepi. Akan tetapi, saya yakin masih banyak jomblo-jomblo kesepian di luar sana. Semoga saja masih ada jomblo kesepian yang lebih kesepian dari saya.

0 comments:

Post a Comment