Monday 2 February 2015

  Akhir-akhir ini, saya membaca salah satu tabloid hiburan yang cukup terkenal di tanah air. Saya tidak ingin menyebut nama tabloidnya. Takut dikira promosi. Saya hanya ingin menyebut inisial namanya. Inisialnya, N-Y-A-T-A. Dalam tabloid tersebut, saya membaca salah satu berita tentang artis yang baru saja terkenal. Meskipun masih anak-anak, si artis ini terkenal karena wajahnya yang konyol tetapi melas. Namanya, Sony Wakwaw. Wakwaw sangat-sangat terkenal bagi pecinta salah satu sinetron di Indonesia karena perannya yang melas tapi konyol. Saking terkenalnya, karakter Sony sendiri lebih terkenal daripada sinetron yang dibintanginya. Bahkan, di masa depan mungkin akan ada sinetron berjudul “Sony Wakwaw Pengin Ke Mekah”

  Kisah hidup Sony Wakwaw sendiri cukup mengharukan. Ketika membaca kisahnya, saya bahkan menangis sampai BAB di celana. Jadi, Sony Wakwaw sebelumnya adalah seorang pemulung karena Ia membantu ayahnya yang juga pemulung. Entah bagaimana ceritanya Ia bisa menjadi pemain sinetron. Mungkin saja Ia ditemukan ketika sedang memunguti sampah, atau mungkin saat sampah memunguti dirinya. Entahlah. Yang jelas, berkat hasil usahanya sekarang, Ia sudah menempati rumah lebih layak dan lebih besar dari sebelumnya. Selain Sony Wakwaw, sebenarnya masih ada beberapa artis yang hidupnya merana sebelum terkenal. Contohnya, Sapri,dan  Andhika Kangen Band.


  Sekarang, pertanyaan saya, apakah persamaan dari Sony Wakwaw, Sapri, dan Andhika? Persamaannya ada dua, yang pertama, sama-sama miskin sebelum tenar. Yang kedua, sama-sama tidak cukup ganteng untuk dibilang ganteng. Benarkah mereka tidak ganteng? Ganteng itu relatif. Mereka bisa saja menganggap dirinya sendiri ganteng, tetapi orang lain tidak. Contohnya, Andhika Ganjen Band. Andhika, menurut saya, adalah salah seorang manusia paling tidak tahu diri sekaligus selfish di dunia. Bayangkan, saya pernah membaca hasil wawancara dengan Andhika di berita. Ketika dia ditanyai oleh wartawan, bagaimana bisa dia bergonta-ganti pasangan dan pasangan wanitanya pun tidak sejelek dia. Anda tahu apa jawaban Andhika si playboy pas-pasan itu? Jawabannya begini: “Ya, mau gimana lagi? Emang semua cewek suka sama Gue.” Ketika mendengar jawaban itu, sumpah, saya ingin menyemprotkan sambal ke mukanya. Yang, membuat saya heran, apa yang membuat perempuan-perempuan itu kepincut dengan Andhika? Mungkin mata perempuan-perempuan itu minus sepuluh sehingga tidak bisa melihat wajah Andhika dengan jernih.

  Sony Wakwaw memang terkenal dari sebuah sinetron. Akan tetapi, kualitas sinetron di Indonesia masih sangat jauh di bawah standar sehingga akting Sony Wakwaw belum benar-benar teruji. Meski kualitas sinetron masih kurang baik, masih banyak orang-orang yang menontonnya. Untuk apa orang-orang menonton barang “sampah” seperti itu? Mungkin saja mereka kurang hiburan. Mereka bosan dengan dagelan para politisi-politisi berbadan gemuk karena sudah terlalu banyak memakan uang rakyat. Ya sudahlah, kita doakan saja Sony Wakwaw agar terus eksis di dunia hiburan. Karena, tanpa Sony Wakwaw, kita tidak akan ada Sony Wakwaw karena Sony Wakwaw adalah Sony Wakwaw. Saya akan menutup tulisan ini dengan kata-kata bijak yang sering diucapkan oleh si Sony:

“Bapak mana, bapak mana?”

0 comments:

Post a Comment