Friday 20 February 2015

  Anda sudah menonton film The Interview? Jika Anda penggemar film-film karya Seth Rogen yang konyol bin absurd, Anda pasti sudah menontonnya. Jika belum, berarti Anda belum menontonnya. Sekedar informasi, film The Interview bercerita tentang seorang host acara bincang-bincang bersama dengan produsernya. Mereka melakukan perjalanan ke Korea Utara demi mewawancarai sang pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-Un. Tiba-tiba, mereka diberi tugas oleh badan intelejen Amerika Serikat untuk membunuh Jong-Un. Akankah mereka berhasil mewawancarai sekaligus membunuh Jong-Un? Silahkan membeli DVD film itu di penjual DVD bajakan terdekat.

  Saya tertarik menonton film itu karena Ceritanya yang unik. Tidak semua orang berani menyindir Korut atau Kim Jong-Un. Korut sekarang sudah dianggap sebagai negara yang sangat tertutup. Bahkan, bisa jadi sebenarnya negara Korut itu tidak ada. Mungkin saja itu negara ilusi yang dibuat oleh Deddy Corbuzier, Demian, atau bahkan pesulap bertopeng. Selain itu, Korut juga dipimpin oleh tirani yang berkuasa turun-temurun. Mulai dari kakek, bapak, hingga anak. Sekarang, korut dipimpin oleh Kim Jong-Un. Latar belakang Kim Jong-Un sendiri tidak jelas. Bisa jadi dia bukan manusia. Tetapi alien dari planet lain yang ingin mencuri cokelat. Ini cerita Korea Utara atau Boboiboy? Atau mungkin Kim Jong-Un adalah seorang Lee Min Ho yang menyamar sebagai diktator.

Ini bukan nenek saya.

  Kim Jong-Un memiliki seorang istri. Saya tak tahu istrinya seorang perempuan atau lelaki. Bisa jadi istrinya lelaki. Pemerintahan Kim Jong-Un termasuk pemerintahan yang kejam. Pejabat yang ketahuan menonton drama korea saja ditembak mati. Sungguh kejam. Itu bahkan lebih kejam dari polisi korup yang punya rekening gendut.

  Lantas, apa hubungan Kim Jong-Un dengan nenek saya? Saya tegaskan di tulisan ini, bahwa nenek saya tidak memiliki hubungan apa pun dengan Kim Jong-Un. Tetapi, mungkin saja nenek saya TTM-an dengan Kim Jong-Un. Nenek saya, seperti yang Anda tahu di beberapa tulisan-tulisan saya sebelumnya, (lihat tulisan tentang nenek saya di sini) adalah seorang wanita tua dengan aroma minyak angin. Beliau sudah berusia sangat lanjut. Saking lanjutnya, sampai usia nenek saya sangat susah untuk dilanjutkan lagi. Nenek saya orang yang bawel, cerewet, suka ngatur, tetapi dermawan.

  Nenek saya termasuk salah satu orang yang tahan sindiran. Jika saya menyindir nenek saya, beliau tidak marah. Beliau tidak marah bukan karena sabar, tapi karena beliau tidak tahu kalau sedang disindir.  Dan hal itu sangat bertolak belakang dengan Kim Jong-Un. Kim Jong-Un adalah orang yang mudah tersinggung ketika disindir. Dalam film The Interview, dia disindir dari awal sampai akhir. Karena itulah, tiba-tiba Korut mengancam Sony Pictures. Tidak hanya mengancam, konon katanya, yang meng-hack situs resmi Sony Pictures adalah pemerintah Korea Utara.


  Saya harap, semakin banyak orang yang mengkritisi kediktatoran atau kesewenang-wenangan seperti yang dilakukan film The Interview. Karena, kediktatoran adalah salah satu hal yang paling buruk di dunia, selain menumpuk harta kekayaan dalam rekening gendut.

0 comments:

Post a Comment