Saya memiliki dua nenek. Kedua nenek saya sebenarnya
memiliki bakat dan kecenderungan cerewet yang sama. Akan tetapi, salah satu di
antara keduanya memiliki sifat kecerewetan yang menonjol. Salah satu
penyebabnya adalah uzurnya usia nenek saya. Nenek saya yang sangat cerewet
memang sudah sangat uzur, usianya sekitar 75 tahun. Selain uzur, nenek saya
juga sudah bau tanah. Bahkan, kadang-kadang baunya bisa bervariasi. Nenek saya
pernah berbau seperti tanah hasil sengketa, pernah juga berbau seperti tanah longsor.
Bahkan, jika nenek saya gembira, baunya seperti Tanah Lot.
Saya menyadari bahwa nenek saya cerewet sejak SD. Ketika
itu, saya baru saja pulang sekolah. Tiba-tiba, nenek saya mengomeli saya.
Alasannya sepele, saya buang ingus terlalu keras. Bahkan, saking kerasnya,
menurut nenek saya, saya harus membuat kamar khusus dengan peredam agar ingus
saya tidak terdengar keras. Selain itu,
saya juga sering dimarahi karena kentut sembarangan. Padahal, saya tidak berniat
untuk kentut di depan umum. Saya kentut di depan umum karena saya tidak dapat
menahan kentut. Kalau kentut saya ditahan, biasanya kentut saya akan keluar
melalui hidung. Bahkan, kentut saya juga bisa keluar dari mulut. Tapi saya
belum mencobanya. Saya takut, nanti kentut saya bau mulut

Selain Sering mengomeli, nenek saya juga sangat suka mengomentari.
Saya pernah dikomentari ketika sedang makan. Beliau mengometari saya karena
saya gemuk tetapi tetap suka makan. Saya pun menanggapinya dengan senyuman.
Namun, nenek saya malah cemberut, karena, selebar-lebarnya senyum nenek saya,
beliau selalu terlihat cemberut.
Akan tetapi, ketika saya mengomentari nenek saya, beliau
selalu marah. “Sudah, nggak usah komentar. Kamu masih kecil!” nenek saya selalu
berkata begitu ketika saya komentari. Sebenarnya, saya ingin membalas
komentar-komentar aneh nenek dengan berkata, “Nenek jangan komentar, nenek
sudah tua, sudah bau tanah.” Tetapi, saya tak bisa melakukannya karena saya
takut dianggap durhaka dan jika saya durhaka, saya takut dikutuk menjadi tanah.
Itulah nenek saya, kadang nenek saya memang terlihat
cerewet dan menyebalkan. Namun, sebenarnya nenek saya itu baik, apalagi kalau memberi
uang saku yang banyak kepada saya.
0 comments:
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.