Kalau tidak salah, istilah KEPO memiliki arti Knowing Every Particular Object. Kalau
disederhanakan, bisa diartikan sebagai sesuatu/seseorang yang selalu ingin tahu
mengenai sesuatu di sekitarnya. Dengan lahir istilah kepo, lahir pula
orang-orang yang diklaim atau mengklaim dirinya sebagai orang kepo. Tetapi,
berdasarkan pengalaman hidup saya, tidak ada orang yang lebih kepo melebihi
nenek saya. Nenek saya di usia 75 tahun masih belum berubah sifat keponya.
Bahkan cenderung meningkat. Dulu, nenek saya tingkat keponya masih cenderung
ringan. Jika saya berkunjung ke rumahnya, Beliau mungkin hanya menanyakan
kabar, keadaan sekolah, atau keadaan keluarga di rumah. 10 tahun kemudian,
pertanyaannya lebih kepo dan absurd.
Beliau sering menanyakan tentang tanggal berapa saya lahir, jam berapa saya
lahir, bahkan, Beliau pernah bertanya mengapa saya lahir. Saya malas menjawab
jika pertanyaan yang dilontarkan tidak penting. Saya mungkin hanya mengangguk
dan berkata, “Nenek lahir tanggal berapa, jam berapa, terus, mengapa nenek
tiba-tiba lahir?” Kalau sudah begitu, Nenek saya pasti merengut dan ngambek.
Bahkan, sekarang di usia 75 tahun, nenek saya semakin kepo, aneh, absurd, dan tidak bermutu sama sekali.
Beliau pernah bertanya, “Berapa kali kamu ngupil dalam sehari?” saya lantas
menjawab, “Yang jelas, upil saya lebih besar dari upil nenek.” Setelah mendengar
jawaban saya, nenek saya tidak terima dan menantang saya untuk adu
besar-besaran upil. Tetapi, saya yang menang karena saya sudah 4 hari tidak
ngupil.
Pernah suatu ketika saya membeli sepatu futsal. Ketika
pulang ke rumah, nenek saya yang kebetulan sedang berkunjung ke rumah bertanya
mengenai sepatu yang saya beli. Berikut percakapannya :
Nenek Saya (NS) : Beli sepatu apa?
Saya (S) : Sepatu futsal Nek.
NS : Buat apa?
S : Pastinya buat main futsal Nek.
NS : Lho, sepatu futsal kan buat main golf.
S : Bukan buat golf. Sepatu futsal itu buat nari balet.
Begitulah percakapan saya dengan nenek saya. Jika Anda
tidak paham maksud dari percakapan di atas, ada baiknya jika Anda tidak usah
memahaminya. Karena, saya sendiri juga tidak paham maksud dari percakapan saya
dengan nenek saya yang kepo tingkat tinggi.
Sebenarnya, ada banyak sekali pertanyaan kepo yang
dilontarkan nenek saya selama saya hidup. Tapi, tak usah terlalu banyak dibahas
di tulisan ini. Karena, saya sudah malas membahas sifat kepo nenek saya. Sekian
tulisan saya, semoga para manusia yang kepo bisa memperbaiki diri agar keponya
tidak separah nenek saya.
0 comments:
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.