Saya menulis tentang pesulap karena pesulap adalah salah
satu profesi yang menurut saya cukup unik. Pesulap, atau dalam Bahasa Inggris
disebut magician,memang bukan
pekerjaan yang mudah. Mereka harus menghibur penonton agar penonton merasa
terhibur dan hiburan yang dihiburkan kepada para penonton menjadi sangat
menghibur sehingga para penghibur juga ikut terhibur dengan hiburan yang
dihiburkan. Susah bukan? Oleh karena itu, saya tidak mau menjadi pesulap karena
saya merasa wajah saya jauh dari kesan
sangar yang sering menjadi ciri khas pesulap yang menyulap. Wajah saya memang
terkesan apa adanya. Saya tak tahu kenapa saya terlahir seperti itu. Yang saya
tahu, dulu Ibu saya jarang mandi ketika hamil saya. Karena itulah, saya
sekarang menjadi salah satu manusia yang jarang mandi. Bukan hanya jarang,
tetapi juga sangat jarang. Saya biasanya mandi ketika mau keluar rumah. Itupun
jika keluarnya jauh. Jika dekat-dekat saja atau bahkan tidak keluar sama
sekali, saya tidak akan mandi kecuali jika diperintah orang tua.
Kita kembali ke topik tentang pesulap. Saya memberi judul
tulisan ini “Pesulap yang Menyulap” karena pesulap memang perkerjaannya
menyulap. Jika pekerjaannya menyapu berarti tukang sapu. Jika pekerjaannya
memasak berarti koki. Jika pekerjaannya mencela orang maka Ia pasti salah
seorang pengacara yang juga mantan istri dari penyanyi lawas dan sukanya bikin
sensasi . Entah kenapa, akhir-akhir ini si pengacara sudah tak pernah mencela
orang. Mungkin karena Ia kehabisan bahan celaan, mungkin juga karena sibuk
dengan perceraian, atau mungkin sibuk karena dituduh selingkuh? Saya tak tahu
pasti.
Di paragraf ketiga ini saya mohon maaf jika di paragraf
kedua tulisan saya menjadi seperti tulisan di tabloid gossip yang isinya membicarakan
aib orang yang tidak punya aib. Entah kenapa, saya jadi suka mebicarakan si
pengacara yang lebih sering nge-tweet
daripada menyelesaikan kasus. Bicara soal pesulap, seorang pesulap harus jago
bermain sulap. Jika jago bermain engklek, namanya pasti pengengklek. Para
pesulap juga terkenal dengan permainan mata. Meski begitu, banyak sekali orang
yang skeptis dengan para pesulap. Mereka menganggap pesulap hanya bisa bermain
trik yang bisa dipelajari semua orang. Dan anggapan itu sah-sah saja jika
memang anggapan tersebut benar adanya. Anggapan lainnya adalah, seorang pesulap
sering memakai ilmu hitam atau klenik. Menurut saya, itu tidak sepenuhnya
benar. Jika memang itu benar, harusnya pesulap tidak menjadi penghibur yang
menghibur, harusnya mereka membuka praktek paranormal yang biayanya lebih low
budget karena hanya membutuhkan menyan dan ember yang diisi foto KTP
seseorang yang misterius di dasar ember yang dibeli di tukang kredit keliling.
Di Indonesia, profesi sebagai pesulap sudah menjamur.
Tidak hanya menjamur, tetapi juga mempanu, mengkadas, bahkan mengkudis. Di
antara sekian banyak pesulap, ada sebagian pesulap yang pertunjukannya
benar-benar spektakuler. Saking spektakulernya, sampai-sampai para penonton
baru bubar ketika ditertibkan Satpol PP. Bahkan, Satpol PPnya pun baru bubar
ketika ditertibkan oleh Satpol PPnya Satpol PP. Itulah sulap, penuh trik dan
skeptisme. Jika ada yang gagal menggapai mimpi menjadi pesulap, jangan putus
asa. Kejarlah mimpimu seperti Satpol PP mengejar PKL.
0 comments:
Post a Comment