“Why does the dog wag its tail?
Because the dog is smarter than the tail.
If the tail were smarter, it would wag the dog.”
Because the dog is smarter than the tail.
If the tail were smarter, it would wag the dog.”
Kata-kata di atas adalah
ungkapan Bahasa Inggris yang artinya :
Mengapa anjing mengibaskan
ekornya?
Karena anjing lebih pintar
dari ekornya
Jika ekornya lebih pintar
dari anjingnya, sang ekor pasti akan mengibaskan si anjing
Ungkapan tersebut tertulis
pada awalan film Wag The Dog yang
saya lihat di TV pinjaman. Ungkapan tersebut memiliki arti tentang
seseorang/golongan kecil yang bisa mengatur seseorang/golongan besar. Anda
paham maksud saya? Jika tidak paham, tidak usah dipahami karena saya sendiri
tidak paham. Yang terang, ungkapan tersebut sering terjadi dalam dunia politik
yang dipolitisir. Karena memang banyak kasus dalam politik yang memiliki
kesamaan dengan film Wag The Dog. Contohnya
seperti pilpres sekarang. Ada beberapa orang yang (Katanya) ditugaskan mengatur
pasangan capres-cawapres agar terlihat seperti capres-cawapres yang memang
seorang capres-cawapres. Selain itu, ada orang yang bukan capres-cawapres
karena dia memang bukan capres-cawapres.
Kata orang, dunia politik
itu kotor. Dan sejauh pengetahuan saya, dunia politik memang tidak lepas dari
kekotorannya. Bahkan, dunia politik jauh lebih kotor dari hidung saya yang
penuh upil. Saking kotornya, sampai jamban di rumah pak Santoso pun kalah kotor
dengan politik. Pak Santoso adalah orang yang jambannya mampet beberapa hari
yang lalu. Meski dunia politik adalah dunia yang jelas-jelas kotor, tapi banyak
orang yang mengantungkan hidup dari politik karena orang-orang tersebut adalah
orang yang mencintai kekotoran yang kotor. Saya juga heran mengapa banyak orang
yang tergila-gila dengan politik, bahkan hampir tidak ada surat kabar yang
tidak mempunyai berita politik. Berita politik dalam surat kabar. bagaikan
zodiak dalam majalah remaja. Keduanya hampir tidak bisa dipisahkan bak kertas
yang dilem dengan semen. Ya, begitulah politik. Penuh keanehan yang aneh bahkan
lebih aneh dari keanehan yang aneh.
Bicara soal politik, tak bisa
lepas dari pemilihan presiden yang akan berlangsung. Kedua pasangan
capres-cawapres memang sama-sama dalam tahap kampanye. Kampanyenya juga
beragam. Ada pasangan calon yang sama-sama memakai kemeja putih, bahkan
cawapresnya pun kulitnya putih, celananya putih, rambutnya pun putih semuanya.
Ada pula capres yang suka memakai pakaian kotak-kotak hingga celananya juga
kotak-kotak, jam tangannya kotak-kotak, bahkan kotak-kotaknya juga kotak-kotak.
Jika ada yang bilang,
orang jomblo tidak bisa jadi calon presiden, itu adalah anggapan yang salah.
Karena, tahun ini saja ada capres yang jomblo. Selain itu, kalau ada yang
menganggap seorang capres harus tegas, anggapan itu salah. Karena tahun ini ada
capres yang tidak kelihatan tegas. Bahkan, ketika memakai jas sang capres masih
kelihatan kurang tegas karena memang beliau hampir tidak pernah memakai jas.
Bahkan mungkin yang dipakai itu bukan jas, tapi kemeja kotak-kotak yang berubah
menjadi jas.
Itulah politik, penuh
tipuan dan intirik. Oleh karena itu, saya beri judul tulisan ini politrik.
Semoga Anda semua yang memiliki hak pilih bisa memilih pemimpin sesuai kata
hati diri Anda. Karena saya tahun ini tidak akan memilih karena belum punya hak
pilih.
0 comments:
Post a Comment