Anda sudah menonton film The Interview? Jika Anda penggemar film-film karya Seth Rogen yang
konyol bin absurd, Anda pasti sudah menontonnya. Jika belum, berarti Anda belum
menontonnya. Sekedar informasi, film The
Interview bercerita tentang seorang host acara bincang-bincang bersama
dengan produsernya. Mereka melakukan perjalanan ke Korea Utara demi
mewawancarai sang pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-Un. Tiba-tiba, mereka
diberi tugas oleh badan intelejen Amerika Serikat untuk membunuh Jong-Un.
Akankah mereka berhasil mewawancarai sekaligus membunuh Jong-Un? Silahkan
membeli DVD film itu di penjual DVD bajakan terdekat.
Saya tertarik menonton film itu karena Ceritanya yang
unik. Tidak semua orang berani menyindir Korut atau Kim Jong-Un. Korut sekarang
sudah dianggap sebagai negara yang sangat tertutup. Bahkan, bisa jadi
sebenarnya negara Korut itu tidak ada. Mungkin saja itu negara ilusi yang
dibuat oleh Deddy Corbuzier, Demian, atau bahkan pesulap bertopeng. Selain itu,
Korut juga dipimpin oleh tirani yang berkuasa turun-temurun. Mulai dari kakek,
bapak, hingga anak. Sekarang, korut dipimpin oleh Kim Jong-Un. Latar belakang
Kim Jong-Un sendiri tidak jelas. Bisa jadi dia bukan manusia. Tetapi alien dari
planet lain yang ingin mencuri cokelat. Ini cerita Korea Utara atau Boboiboy?
Atau mungkin Kim Jong-Un adalah seorang Lee Min Ho yang menyamar sebagai diktator.
Ini bukan nenek saya.
Kim Jong-Un memiliki seorang istri. Saya tak tahu
istrinya seorang perempuan atau lelaki. Bisa jadi istrinya lelaki. Pemerintahan
Kim Jong-Un termasuk pemerintahan yang kejam. Pejabat yang ketahuan menonton
drama korea saja ditembak mati. Sungguh kejam. Itu bahkan lebih kejam dari polisi
korup yang punya rekening gendut.
Lantas, apa hubungan Kim Jong-Un dengan nenek saya? Saya
tegaskan di tulisan ini, bahwa nenek saya tidak memiliki hubungan apa pun
dengan Kim Jong-Un. Tetapi, mungkin saja nenek saya TTM-an dengan Kim Jong-Un.
Nenek saya, seperti yang Anda tahu di beberapa tulisan-tulisan saya sebelumnya,
(lihat tulisan tentang nenek saya di sini) adalah seorang wanita tua dengan
aroma minyak angin. Beliau sudah berusia sangat lanjut. Saking lanjutnya,
sampai usia nenek saya sangat susah untuk dilanjutkan lagi. Nenek saya orang
yang bawel, cerewet, suka ngatur, tetapi dermawan.
Nenek saya termasuk salah satu orang yang tahan sindiran.
Jika saya menyindir nenek saya, beliau tidak marah. Beliau tidak marah bukan
karena sabar, tapi karena beliau tidak tahu kalau sedang disindir. Dan hal itu sangat bertolak belakang dengan
Kim Jong-Un. Kim Jong-Un adalah orang yang mudah tersinggung ketika disindir.
Dalam film The Interview, dia
disindir dari awal sampai akhir. Karena itulah, tiba-tiba Korut mengancam Sony
Pictures. Tidak hanya mengancam, konon katanya, yang meng-hack situs resmi Sony Pictures adalah pemerintah Korea Utara.
Saya harap, semakin banyak orang yang mengkritisi
kediktatoran atau kesewenang-wenangan seperti yang dilakukan film The
Interview. Karena, kediktatoran adalah salah satu hal yang paling buruk di
dunia, selain menumpuk harta kekayaan dalam rekening gendut.
0 comments:
Post a Comment