Akhir-akhir ini, saya membaca salah satu tabloid hiburan
yang cukup terkenal di tanah air. Saya tidak ingin menyebut nama tabloidnya.
Takut dikira promosi. Saya hanya ingin menyebut inisial namanya. Inisialnya,
N-Y-A-T-A. Dalam tabloid tersebut, saya membaca salah satu berita tentang artis
yang baru saja terkenal. Meskipun masih anak-anak, si artis ini terkenal karena
wajahnya yang konyol tetapi melas. Namanya, Sony Wakwaw. Wakwaw sangat-sangat
terkenal bagi pecinta salah satu sinetron di Indonesia karena perannya yang
melas tapi konyol. Saking terkenalnya, karakter Sony sendiri lebih terkenal
daripada sinetron yang dibintanginya. Bahkan, di masa depan mungkin akan ada
sinetron berjudul “Sony Wakwaw Pengin Ke Mekah”
Kisah hidup Sony Wakwaw sendiri cukup mengharukan. Ketika
membaca kisahnya, saya bahkan menangis sampai BAB di celana. Jadi, Sony Wakwaw
sebelumnya adalah seorang pemulung karena Ia membantu ayahnya yang juga
pemulung. Entah bagaimana ceritanya Ia bisa menjadi pemain sinetron. Mungkin
saja Ia ditemukan ketika sedang memunguti sampah, atau mungkin saat sampah
memunguti dirinya. Entahlah. Yang jelas, berkat hasil usahanya sekarang, Ia
sudah menempati rumah lebih layak dan lebih besar dari sebelumnya. Selain Sony
Wakwaw, sebenarnya masih ada beberapa artis yang hidupnya merana sebelum
terkenal. Contohnya, Sapri,dan Andhika
Kangen Band.
Sekarang, pertanyaan saya, apakah persamaan dari Sony
Wakwaw, Sapri, dan Andhika? Persamaannya ada dua, yang pertama, sama-sama
miskin sebelum tenar. Yang kedua, sama-sama tidak cukup ganteng untuk dibilang
ganteng. Benarkah mereka tidak ganteng? Ganteng itu relatif. Mereka bisa saja
menganggap dirinya sendiri ganteng, tetapi orang lain tidak. Contohnya, Andhika
Ganjen Band. Andhika, menurut saya, adalah salah seorang manusia paling tidak
tahu diri sekaligus selfish di dunia.
Bayangkan, saya pernah membaca hasil wawancara dengan Andhika di berita. Ketika
dia ditanyai oleh wartawan, bagaimana bisa dia bergonta-ganti pasangan dan
pasangan wanitanya pun tidak sejelek dia. Anda tahu apa jawaban Andhika si playboy pas-pasan itu? Jawabannya
begini: “Ya, mau gimana lagi? Emang semua cewek suka sama Gue.” Ketika
mendengar jawaban itu, sumpah, saya ingin menyemprotkan sambal ke mukanya. Yang,
membuat saya heran, apa yang membuat perempuan-perempuan itu kepincut dengan
Andhika? Mungkin mata perempuan-perempuan itu minus sepuluh sehingga tidak bisa
melihat wajah Andhika dengan jernih.
Sony Wakwaw memang terkenal dari sebuah sinetron. Akan
tetapi, kualitas sinetron di Indonesia masih sangat jauh di bawah standar
sehingga akting Sony Wakwaw belum benar-benar teruji. Meski kualitas sinetron
masih kurang baik, masih banyak orang-orang yang menontonnya. Untuk apa
orang-orang menonton barang “sampah” seperti itu? Mungkin saja mereka kurang
hiburan. Mereka bosan dengan dagelan para politisi-politisi berbadan gemuk
karena sudah terlalu banyak memakan uang rakyat. Ya sudahlah, kita doakan saja
Sony Wakwaw agar terus eksis di dunia hiburan. Karena, tanpa Sony Wakwaw, kita
tidak akan ada Sony Wakwaw karena Sony Wakwaw adalah Sony Wakwaw. Saya akan
menutup tulisan ini dengan kata-kata bijak yang sering diucapkan oleh si Sony:
“Bapak mana, bapak mana?”
0 comments:
Post a Comment